KAMPUNG INGGRIS UNIVERSAL ENGLISH easy speaking and easy going
sms/line/whatsapp/wechat: 0838-4682-9654 /085608260122
twitter : @uecourse /fanpage :universal english
Sebagai negara yang terdiri dari beraneka ragam budaya, Indonesia
memiliki banyak sekali situs sejarah, baik dalam bentuk candi, prasasti,
patung, dan lain sebagainya. Umumnya situs-situs sejarah ini adalah
peninggalan kerajaan-kerajaan besar yang pernah berjaya kala itu.Salah satu situs sejarah peninggalan kerajaan yang sampai saat ini masih bisa kita saksikan adalah candi Surowono.
Candi Surowono berbentuk bujursangkar menghadap ke barat berukuran 7.8 X 7.8 meter dengan ketinggian 4.72 meter, dengan pondasi batu bata sedalam 30 cm dari permukaan tanah. Jika dibandingkan dengan candi peninggalan Majapahit pada umumnya yang cenderung langsing, candi ini memang agak berbeda karena memiliki postur yang tambun.
Sebagaimana candi pada umumnya, tiap sisi
dari candi Surowono dihiasi oleh relief-relief yang menarik. Pada
keempat sudut candi ini terdapat relief raksasa (gana) yang duduk
berjongkok dengan tangan menyunggi Prasawyapatha. Sementara itu, pada
kaki candi ini terdapat relief binatang dengan cerita Tantri.
Di sisi timur laut, terdapat panil kecil yang mengambarkan cerita Bubuksah. Pada relief ini terdapat 2 orang, satu gemuk dan satu kurus, yang duduk berhadapan. Di sisi tenggara, terdapat panil kecil yang mengambarkan cerita Sri Tanjung. Pada relief ini terdapat wanita naik ikan dan seorang laki-laki duduk dengan pergelangan tangan kiri diatas paha kanan.
Sementara itu, pada tubuh candi ini terdapat relief tonjolan bunga teratai (padma) yang semakin menguatkan bahwa candi ini berlatar belakang agama Hindu.
Dilihat secara sekilas, relief-relief yang terdapat pada candi ini tampak masih terjaga, namun jika kita amati secara teliti, banyak sekali bagian relief yang sudah pecah atau bahkan hilang. Hal ini menandakan betapa tidak adanya perhatian yang serius dari pemerintah setempat untuk merawat kondisi candi. Hal ini juga bisa kita lihat dari tidak adanya usaha pemerintah untuk memasang kembali batu-batu dibagian atap yang sudah runtuh, atau pada beberapa bagian yang sudah mulai tidak teratur, seperti yang pernah dilakukan pada candi Borobudur.
Untuk bisa sampai ke candi ini sebenarnya cukup mudah karena akses jalannya telah teraspal rapi. Dari perempatan desa Tulungrejo Pare, pengujung bisa mengarah ke Timur, lalu berbelok di pertigaan yang akan langsung mengarah ke candi. Namun, ketiadaan sarana transportasi umum mengharuskan pengujung untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Ketika baru memasuki wilayah candi,
pengunjung akan dihadapkan pada hamparan halaman candi yang cukup luas.
Di sepanjang halaman ini terdapat taman-taman bunga serta tumpukan batu
reruntuhan candi tertata rapi. Tumpukan puing-puing bebatuan itu
menunjukkan eksotisme candi ini pada masa lalu.
Selain hari libur, candi ini bisa dikatakan sepi dari pengujung, namun pada hari-hari libur, seperti hari minggu atau hari libur lainnya, jumlah pengunjung sedikit mengalami peningkatan, meski belum sampai mencapai angka ratusan. Meski telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai sebuah cagar budaya, untuk memasuki candi ini, belum ada tarif tetap yang harus dibayar oleh pengujung. Para pengunjung cukup membayar secara sukarela dengan diwajibkan untuk mengisi buku kunjungan. Untuk akses informasi tentang sejarah candi inipun, pengujung hanya bisa membacanya dari papan informasi yang berada didekat pintu masuk. Sekali lagi, hal ini menunjukkan belum adanya keseriusan pemerintah setempat untuk mengelola situs budaya ini.
Yacandi Surowono memang tidak sebesar candi Borobudur atau setinggi candi Prambanan. Namun, nilai sejarah yang dikandung oleh candi ini tidak kalah hebatnya. Hanya, perlu ada penanganan dan pengelolaan yang serius dari pemerintah setempat, baik dalam penataan kondisi candi atau dalam penyediaan sarana transportasi. Sangat disayangkan, jika situs yang menyimpan nilai sejarah seperti ini harus terabaikan disaat kita sedang menggalakkan pendidikan sejarah pada generasi muda.( sumber tulisan di ambil dari mutiara's note )
Sumber informasi relief: dokumentasi candi yang terdapat di papan informasi.